warrior Islamic.

"Setiap kalam yang kau katakan kerananya Allah akan uji"

Ucapan hormat.

The best laksam


CARA CARA MEMBUAT LAKSAM
Bahan untuk LAKSAM
4 cawan tepung beras
1 1/2 cawan tepung gandum
4 cawan air suam
1. Kesemua bahan diatas dicampurkan dan dikacau sehingg sebati. Adunankannya hingga pekat .
2. Panaskan pengukus dan dulang/ tudung periuk yang telah dilanser minyak masak. Tuangkan paras rata adunan tepung dan kukus selama 15 minit atau sehingga masak. Ia akan masak bila kita tengok
dah menggelembung gitu.
3. Keluarkan dan sejukkan sebelum
digulung supaya gulungan cantik.
4. Ulangi langkah sama sehingga habis semua.
Bahan untuk kuahnya Ikan direbus (sama seperti rebus ikan buat laksa),ambil isinya dan blender Bawang besar Bawang putih Halia Sedikit lada hitam/serbuk lada hitamGula merahGaram Cara-caranya Semua bahan kuah ini blender dan campurkan sekali ke dlm periuk, di rebus sehingga masak. Rasakan garamnya
Bahan untuk ULAM Timun Daum kesum Kacang panjang Taugeh Bunga kantanCara-caranya Kesemua bahan ulam di racik-racik halus.

Bagan Pinang.21 syawal Tidak dinafikan lagi Kita mesti mengakui Manusia tidak mengenal manusia kerana yang mengenal dan memahami fitrah manusia hanyalah tukang membuat manusia.
Sebagaimana kita makan laksam ini dengan pelbagai ramuan dan rasa yang menyelerakan ,lidah dapat merasa segala kelazatan namun si pemakan tidak tahu bahan apa yang digunakan kecuali tukang membuat laksam tersebut.
Tukang yang membuat laksam sahajalah yang menentukan bahan di bawa sebanyak mana dan sukatan mana yang dimahukan.Begitu juga manusia tidak ada manusia diatas muka bumi ini boleh kenal manusia, yang kenal memahami manusai tukang membuat manusia.Tukang membuat manusia ini siapa ?Andaian kita boleh jadi ibu bapa kerana mereka melahirkan kita, doktor kerana menguruskan kelahiran tapi bagaimana mungkin manusia mencipta manusia . Adakah sama pembuat roti dengan roti ,a dakah sama tukang kayu sama dengan perabot yang dihasilkan. Pencipta bangku dan tidak sama dengan bangku yang dihasilkan . .Allah tukang membuat manusia dialah juga pencipta bumi dan langit unutk berpijak untuk manusia hidup dengan lebih sempurna .Maknanya segala keperluan manusai Allah yang mengaturkan kerana Allah tahu manusia memerlukannya sebagaimana oksigen yang manusia tidak perlu mencipta formula menghasilkannya.
kesimpulan manusia perlu pd Allah kerana Allah yang menciptakan segalanya.Manusia tidak mampu tergamak ingkar segala arahan Allah jika dia tahu nyawa diri kita terletak ditangannya.Segala rezeki dan hayat Allah ambil bila bila.Renungkannya.

Politik itu kotor?

Gambar kejadian:Bob diselamatkan oleh petugas PAS selepas dibelasah oleh sekumpulan Pemuda Umno)
(Gambar:Mata Bob bengkak akibat dipukul Rabu lalu dalam siri kejadian ganas pilihan raya Bagan Pinang.)
Politik sebagai Ibadah

Oleh: Aswar Hasan (Pemerhati Politik dan Media)

Presiden pertama RI Ir Soekarno pernah mengatakan, bahwa politik itu kotor. Pernyataan Bung Karno tersebut, tentu bukan tidak beralasan dan tanpa sebab. Suatu hal yang sangat bermakna mengingat Bung Karno adalah sosok politisi ulung yang kaya pengalaman, di tengah-tengah kawan dan lawan-lawan politiknya.Sebagai politisi, segenap bangsa Indonesia tak ada yang menyangsikan atau meragukan kepiawaian dan kematangannya dalam berpolitik. Maka, ketika Bung Karno menyatakan politik itu kotor, masyarakat pun percaya. Hingga kini, istilah politik itu kotor, sudah sebegitu kuat melekat di benak masyarakat. Bahkan, telah menjadi stereotype yang stigmatik terhadap para politisi.
Karena politik itu kotor, maka lahirlah politisi-politisi busuk. Yaitu, politisi yang menghalalkan segala cara (Machiavellis) dan mengabaikan fatsoen (etika) dan nilai moralitas dalam melakukan praktik politik.

Sangat boleh jadi, salah satu jenis praktik politik kotor tersebut, adalah manuver politik dengan memanfaatkan momentum Ramadan, sehingga kesakralan (kesucian) Ramadan terdegradasi dalam kemasan kepentingan politik duniawi. Dengan kata lain, telah terjadi politisasi ibadah secara tidak semestinya.

Di antara ciri mendasar untuk menemukenali bahwa telah terjadi politisasi ibadah, adalah ketika persoalan ibadah yang orientasi pokoknya adalah semata-mata mencari rida Allah, kemudian berubah/diubah menjadi persoalan yang secara marak dan fokus untuk semata mencari dan mendapatkan simpati atau rida manusia dalam bentuk dukungan politik.
Akibatnya, amaliah Ramadan, tidak lagi dimaksudkan sebagai ibadah yang semata tertuju untuk lillahi kalimatillah (untuk meninggikan kalimat Allah –Laa Ilaaha Illallah-sebagai Tauhid) ataupun sebagai aktivitas yang diarahkan untuk syiar Islam.

Dengan kata lain, politisasi ibadah adalah tindakan menjadikan perilaku beragama (ibadah) sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan politik.

Memang, perilaku beragama tidaklah serta-merta dapat atau harus dipisahkan dengan kehidupan politik. Sebab, antara agama dan politik bukanlah hal yang harus dipertentangkan. Bahkan, keduanya harus bersinergi dalam rangka berkhidmat untuk kebaikan (lihat Surah al Qasas (28):77).

Permasalahannya adalah, ketika Agama dan atau perilaku beragama masyarakat, telah diseret-seret ke dalam praktik politik dengan tujuan yang tidak ada hubungannya dengan substansi beragama itu sendiri. Substansi beragama adalah beribadah semata karena Allah swt berdasarkan prinsip tauhid.

Bahwa jika ada aktivitas politik yang dilakukan dalam suasana atau pada momentum keagamaan, maka mutlak hukumnya untuk meletakkannya sebagai wasilah (sarana) untuk beribadah. Artinya, politik sebagai alat untuk kemudahan dalam beragama.

Bukan justru menjadikan momentum keagamaan sebagai sarana berpolitik untuk tujuan politik itu sendiri, karena itu sama halnya dengan politisasi agama. Jika hal terakhir ini yang terjadi, maka makna ibadah dalam kehidupan politik akan menjadi rancu, alias tercemar. Artinya, praktik ibadah tidak lagi dilakukan secara murni untuk semata kepada Allah swt.

Ibadah sebagai Tujuan

Firman Allah dalam Alquran Surah Adz Dzaariyaat (51) ayat 56 menyatakan; “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku”.

Ibnu Katsir dalam menafsirkan makna ayat tersebut, mengurai, dengan penjelasan, bahwa perintah kepada manusia untuk beribadah-menyembah-, adalah bukan karena Allah membutuhkannya; agar manusia mau-baik rela atau terpaksa- melaksanakan peribadatan kepada Allah.

Tidaklah Allah swt memerintahkan untuk semata beribadah kepada-Nya melainkan karena Allah sajalah yang berhak untuk disembah. Bila manusia telah menserikatkan peribadatan kepada yang selain Allah, maka kemurkaan-Nya akan segera menimpa mereka.

Akan tetapi, bila mereka mentauhidkan-Nya di dalam peribadatan, maka Allah akan meridai mereka dan akan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. Ibnu Katsir kemudian menegaskan, bahwa penjelasan perkara tersebut, adalah dimaksudkan agar mereka -umat manusia- mengamalkan apa-apa yang telah mereka ketahui sesuai dengan cara yang diridai oleh Allah swt.

Lebih lanjut Ibnu Katsir menguraikan, bahwa berkaitan dengan kewajiban beribadah untuk Allah swt adalah sama sekali tidak ada kaitan kepentingan atau kebutuhan bagi Allah terhadap umat manusia. Justru, manusialah yang membutuhkan Allah. Dialah Allah yang maha kaya, Maha Pemberi dan tidak perlu kepada semua yang terdapat di alam semesta. Dialah sang Maha Pencipta atas segalanya.

Demikianlah, karena Sesungguhnya, Allah swt telah menciptakan hamba-hamba-Nya agar mereka mengabdi hanya kepada-Nya dengan tidak mensekutukan-Nya dengan yang lain.

Dapat disimpulkan, bahwa pengertian mengabdi (beribadah) hanya kepada Allah swt dengan tidak mensekutukan-Nya, adalah dengan menjadikan segala aktivitas bertujuan semata untuk mencari ridanya, berlandaskan niat yang ikhlas tertuju kepada Allah swt dengan tata cara yang tidak bertentangan dengan syariat-Nya.

Berpolitik secara Agamis

Dalam terminologi fiqih Islam, politik berasaskan agama (agamis) dikenal dengan istilah siyasah syar’iyah. Artinya, politik yang berpatokan kepada hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya. Tujuan siyasah syar’iyah adalah menegakkan kedaulatan Tuhan di atas bumi, dengan senantiasa mengupayakan tercapainya maqasid syariah (tujuan syariah) yaitu, di antaranya memelihara agama, akal, jiwa, keturunan, dan harta kekayaan.

Sebaliknya, jika praktik politik menegasikan atau mengabaikan maqasid syariah tersebut, maka itu sama artinya mengabaikan atau melecehkan kewajiban agama itu sendiri.

Sementara itu, upaya untuk mencapai maqasid syariah tersebut, haruslah berdasarkan prinsip-prinsip kehidupan berkeagamaan yang kemudian dapat dijadikan sebagai prinsip-prinsip dasar dalam berpolitik.

Adapun prinsip tersebut adalah: Pertama, Prinsip Tauhidullah, yaitu kesadaran bahwa segala aktivitas haruslah diabdikan semata-mata kepada Allah, dan tidak boleh ada maksud selain dari-Nya. Dari Allah, untuk Allah.

Berbanding terbalik dengan konsep demokrasi yang berprinsip dari rakyat untuk rakyat. Mengapa harus dari Allah untuk Allah? Karena semuanya berasal dari Allah, dan semuanya pada akhirnya akan kembali kepada Allah. Allah jugalah pada akhirnya yang akan menghakimi seluruh perkara dunia (politik) secara final, adil dan benar secara mutlak.

Bahwa jika manusia tidak bisa mengelak terhadap perkara penilaian manusia dalam bentuk menang kalah, maka itu adalah bentuk ujian atau fitnah bagi manusia, untuk mengukur sejauh mana tingkat konsistensinya terhadap ketaatan kepada Allah swt.

Kedua, Prinsip Syariah, merupakan konsekuensi logis sekaligus jabaran konkret secara implementatif dari prinsip tauhidullah.

Prinsip syariah berisikan pedoman tata cara dalam menjalin dan membangun serta memelihara hubungan antara manusia dengan Tuhannya (hablun min Allah) dan hubungan antara sesama manusia (hablun min an-nas) serta hubungannya dengan lingkungan alamnya (sekitar).

Tata cara hubungan tersebut, harus merujuk kepada kitabullah (Alquran) dan sunnah Rasululullah (al-Hadits) dan jika belum ditemukan secara jelas dan rinci dari keduanya, maka akan merujuk kepada hasil ijtihad dan ijmak para ulama.

Ketiga, Prinsip Musyawarah, yaitu dalam setiap pengambilan keputusan yang memerlukan pertimbangan dan kesepakatan ditempuh melalui proses musyawarah. Musyawarah adalah bentuk spesifik demokrasi dalam Islam, yang oleh sejumlah tokoh politik Islam, seperti Abul A’la al Maududi dan Muhammad Natsir menyebutnya sebagai bentuk Teo Demokrasi (bukan Teokrasi).

Keempat, Prinsip Keadilan. Menurut para ulama salaf as shalih, kata keadilan bermakna; “meletakkan sesuatu pada tempatnya, tanpa melampaui batas.” Lawan dari keadilan, adalah kezaliman.

Amat banyak perintah berbuat adil yang diserukan dalam Alquran. Di antaranya, terdapat dalam surah al Hujurat (49): 9 yang menyatakan; “Berbuat adillah, sesungguhnya Allah suka orang yang berbuat adil”.

Juga dalam surah al Maidah (5): 8 dimana Allah swt memperingatkan untuk tidak terpengaruh oleh ulah suatu kaum, sehingga tidak berbuat adil. Maka, Allah memerintahkan, dengan mengatakan; “Berbuat adillah, itulah yang lebih dekat kepada taqwa.

Berkaitan dengan keadilan tersebut, Fakhrurrazi dalam tafsirnya menyatakan, para ulama sepakat, bahwa penguasa wajib hukumnya memerintah dengan adil. Bahkan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan, bahwa keadilan politik adalah syarat pokok bagi semua bentuk pemerintahan yang sah.

Baik dengan sistem Islam, atau pun bukan. Hal itu disebabkan, karena bila keadilan menjadi dasar pengelolaan pemerintahan, maka akan sangat mungkin berhasil. Sebaliknya, bagi siapapun yang memerintah dengan kezaliman, sekalipun itu mengatasnamakan Islam, maka cepat atau lambat, pasti akan terjerumus dalam keterpurukan.

Kelima, Prinsip Kemerdekaan. Dalam pandangan Islam, kemerdekaan merupakan hal yang sangat fundamental. Sebab dengan kemerdekaan, memungkinkan manusia melakukan ekspresi dan tindakan politik yang baik dan benar secara maksimal.

Dengan sebab kemerdekaan itu pulalah, manusia bisa secara adil memikul tanggung jawab dengan ikhlas, serta dengan sungguh-sungguh menunaikan amanahnya.

Salah satu prototype pribadi merdeka dalam memperjuangkan tujuan politiknya, adalah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rib’i bin amir, ketika menghadapi panglima Rustum. Rib’i berkata; “Aku datang diutus untuk membebaskan manusia dari penghambaan sesama manusia menuju penghambaan kepada Allah semata, dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia akhirat dan dari tirani agama-agama menuju keadilan Islam”.

Dalam pada itu, maka harus dimengerti, dan disadari untuk dilakoni, bahwa perjuangan politik dalam Islam adalah untuk mewujudkan kemerdekaan yang sejati bagi umat manusia dalam kehidupan bernegara.

Berdasarkan hal tersebut, maka dengan mudah dapatlah dimengerti, tentang bagaimana halnya Nabi
Muhammad saw merancang Piagam –konstitusi- Madinah yang berdasarkan napas kemerdekaan, sehingga kemudian terbukti sukses mengantar negara Kota Madinah sebagai negara yang berkeadaban.

Kelima prinsip dasar dalam berpolitik tersebut, kiranya dapat menjadi bingkai ataupun filosofi politik bagi siapa saja aktivis politik, tanpa perlu memandang dari partai mana ia berasal. Betapa tidak, karena setiap insan politik tetap harus mempertanggungjawabkan sepak terjang politiknya selama di dunia, hingga pada saat ketika di akhirat kelak.

Dan, pada saat itu, partai atau lembaga politik apapun, tidak akan dapat dijadikan sebagai dalil penjamin atau tameng dari segala kesalahan atau kelalaian dan keabaian atas tingkah laku politik yang tidak dilandasi dengan motivasi ibadah, berdasarkan prinsip politik yang agamis.

Dengan kata lain, menjadikan politik sebagai ibadah dan berpolitik secara agamis, meskipun berkiprah di partai sekuler sekalipun, adalah merupakan kewajiban individual bagi setiap insan politik.

Maka jika sudah demikian halnya, dapatlah kita meyakini secara optimis, bahwa politik itu tidaklah kotor, sebagaimana halnya dengan pernyataan Bung Karno. Bahkan, kita pun boleh mempermaklumkan bahwa sesungguhnya justru politik itu adalah suci, sesuci niat untuk menjadikan politik sebagai ibadah.

Dan karenanya, maka lahirlah politisi-politisi bersih, yang tidak lagi terkontaminasi dengan sepak terjang para politisi-politisi busuk, yang selama ini telah sebegitu dalam menggerogoti kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Wallahu a’lam Bis Shawabe
(Fajar)

Sejarah tercipta lagi.







Kampung Pandan 20 Syawal.Baru - baru ini seorang pemuda ISTIMEWA. terasa bersyukur dan teruja sebaik berjaya membuat blog sendiri.Dikhabarkan hasrat membina blog ini merupakan impian sekian lama dan dengan izinya dan bantuan atas sahabat hafizi beliau akhirnya memiliki blog sendiri.
"Ana terasa teruja dan banyak berterima kasih kepada sahabat ana Hafizi dan mustaqim atas galakan sehingga adanya Warrior Islamic.blogspot.com .Jika sebelum ini ana sekadar membaca dan berkongsi respon blog shbt2"
Sebagaimana sedia maklum blog berbeza dari webcite atau mana-mana laman web ia statik manakala maklumat di dalam blog sentiasa dikemas kini.Ada beribu blog berbahasa Inggeris dan melayu di luar sana dikemaskini 3 - 7 kali dalam sehari.
Bila ditanya mengapa beliau memilih "warrior Islamic" dan menjadikan tema blog" Hamba Allah Yang Mulia."Pemilihan nama ini sudah lama ana fikirkan sehingga terbawa ke mimpi.Pelik bunyinya namun ana lebih suka bertindak lain dari yang lain" Pemecah teradisi"
"Ana cukup percaya dan yakin setiap Muslim berhajat ingin menjadi Pahalawan Islam" Warrior Islamic"sebagai penegak Agama Allah. Untuk menyatakan dan menzahirkan kerelaan pembantu agama Allah tentunya bukanlah hasil ikutan semasa tetapi lahir dari hati yang ikhlas dan kefahaman tarbiyah yang sejahtera yang sekian lama dipupuk dan disemai.Termasuk kita sebagi penganut Islam sama ada melalui keturunan mahupun lahir dari Pilihan Hidayah Ilahi. Kefahaman tentang Islam perlu jelas dan sentiasa dibajai jika tidak anutan agama Yang teragung sekadar nama dan segala perbuatan banyak berkompaskan amalan barat dan kehendak nafsu semata.
Sebagaimana yang kita yakini ISLAM adalah satu sistem yang menyeluruh yang merangkumi semua aspek kehidupan. Ia adalah daulah dan tanahair ataupun kerajaan dan umat. Ia adalah akhlak dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia adalah pengetahuan dan undang-undang ataupun keilmuan dan kehakiman. Ia juga adalah kebendaan dan harta ataupun kerja dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang tepat dan ibadah yang sahih, jelasnya Islam itu Syumul "Islam for All"ISLAM The Universal Religon"
Bahawasanya wajib seseorang yang bergelar Muslim untuk beriltizam seratus peratus kepada ajaran Islam. Saidina Umar r.a pernah berpesan “Kita dahulunya adalah satu bangsa yang hina, tetapi telah ALLAH SWT muliakan dengan Islam. Jikalau kita menolak Islam, maka hilanglah kemuliaan itu daripada kita.”

Ibnu Taimiyyah pernah menjelaskan berkenaan kepentingan kefahaman ISlam yang shahih dan implikasinya dalam kehidupan Mukmin menyebutkan bahawa:
“Kefahaman yang shahih dan niat yang baik adalah sebesar-besar nikmat Allah s.w.t ke atas hambaNya. Bahkan tidak ada anugerah yang lebih baik dan mulia selepas Islam melainkan kedua-duanya. Kedua-duanya merupakan betis kepada Islam. Islam tertegak di atasnya dan dengannya seorang hamba terselamat dari jalan-jalan orang-orang sesat yang mempunyai kefahaman yang jelas dan jitu. Beliau termasuk dikalangan orang-orang yang diberi nikmat ke atas mereka, mempunyai kefahaman dan niat yang baik. Mereka berada pada jalan yang lurus yang diperintahkan agar kita memohon dari Allah s.w.t agar Dia menunjuki kita jalan yang lurus dalam setiap solat. Kefahaman yang shahih merupakan cahaya yang dicampakkan oleh Allah s.w.t kedalam hati hambaNya menyebabkan kitamembolehkan membezakan di antara yang shahih dan fasid, hak dan bathil, petunjuk dan kesesatan, penyelewengan dan kebenaran.Kerajaan yang zalim dan kerjaan yang benar mahukan Islam.Parti yang mahu menegakan Islam dan Parti yang sekadar menis dimulut membela Melayu & Islam. Pemimpin yang Alim dan pemimpin yang Jahil.
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS. 3:85

”Kami turunkan kepadamu Al Quran menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk serta rahmat dan berita yang menggembirakan, bagi orang-orang yang berserah diri”Surah An Nahl ayat 89 :
"Merekalah (Al-Kahfi) pemuda-pemuda yang beriman teguh kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk Kami kepada mereka, dan Kami ikat hati-hati mereka ketika mereka bangun (di hadapan Daqyanus) lantas menyatakan : Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi..." (Al-Kahfi : 21)
Rumusannya kefahaman adalah sangat utama dalam segala hal tindak tanduk.bBeliau menyambung lagi "Kerana atas mengharapkan redha Nya dan kefahaman ana membina blog bertemakan "warrior Ilsamic"meyakinkan pada semua kita adalah pembantu agama Allah baik Umat Islam di Malaya mahupun di nun barat,selatan utara benua sana.Kita lah pembila Agama Allah kerana sebaik melafazkan Islam disana terletak tuntutan amal makruf nahi mungkar.terpikul amanat menjaga agama Allah


(kunjungi perkongsian bermakna ini. Bukan rekaan tetapi menyeru kita lebih berfikir,membuka minda dan lebih menyakini perjuangan ini sebagai jalan hidup kita.TAKBIR!)

http://www.youtube.com/watch?v=qthMJY8dkls&feature=related




Sabda RasuluLLAH SAW:“Diwajibkan ke atas kamu berjemaah kerana sesungguhnya serigala akan makan kambing yang jauh dari kumpulannya

“Kamu hendaklah bersama jemaah muslimin dan pemimpin mereka.”Serta:“Kamu hendaklah bersama jemaah, kerana tangan ALLAH bersama jamaah, dan sesiapa yang mengasingkan diri (daripada jamaah), maka dia mengasingkan diri ke dalam api neraka.”


Menyertai perjuangan Islam + Menyertai jamaah Islam + Kesempurnaan Islam & Iman


DALIL-DALIL WAJIBNYA MEMPERJUANGKAN ISLAM Merujuk kepada Firman Allah SWT di dalam al-Quran dan juga Hadith Rasulullah SAW, jelas menunjukkan betapa wajibnya kita berada di dalam saff-saff perjuangan menegakkan ugama Islam.Setiap individu muslim tidak boleh melepaskan dirinya daripada memperjuangkan ISLAM di mana mereka berada. Kewajipan ini ialah FARDHU AIN. Ini bermakna sesiapa yang meninggalkan tugas ini hukumnya adalah berdosa.Sebenarnya beramal untuk Islam dalam erti kata yang sebenar ialah untuk melahirkan individu yang mencerminkan aqidah dan akhlaq Islam, melahirkan masyarakat yang berpegang teguh dengan pemikiran dan cara hidup Islam, menegakkan sebuah daulah atau pemerintahan yang melaksanakan Islam sebagai syariat perundangan, peraturan dan perlembagaan hidup, serta memikul amanah dakwah yang menjadi petunjuk dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di alam ini

[3].Antara dalil-dalil yang menguatkan bahawa memperjuangkan Islam adalah wajib, dilihat dari beberapa sudut :PERTAMA : WAJIB DARI SUDUT PRINSIP (MABDA’)Beramal ataupun bekerja untuk menegakkan seluruh ajaran Islam pada prinsipnya adalah wajib kerana beramal atau bekerja adalah tanggungjawab yang telah diamanahkan oleh Allah SWT kepada seluruh manusia didahului oleh para Nabi dan para Rasul.Rasulullah SAW bersabda mafhumnya:Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran ia hendaklah mengubahnya dengan tangannya, sekiranya ia tidak mampu (mengubah dengan tangannya/kuasanya), maka hendaklah ia mengubah dengan lidahnya (teguran dan nasihat), maka sekiranya ia tidak mampu juga hendaklah ia mengubah dengan hatinya (yakni tidak reda dan benci) dan demikian itu adalah selemah-lemah iman. Tidak ada lagi iman selepas tahap itu walaupun sekadar besar biji sawi.(Hadith Riwayat Imam Al-Tirmizi)
KEDUA : WAJIB DARI SUDUT HUKUMBerjuang menegakkan Islam adalah wajib dilihat dari sudut hukum kerana tidak berjalannya syariat Allah di atas muka bumi dan penguasaan sistem dan undang-undang ciptaan manusia ke atas masyarakat manusia hari ini mewajibkan umat Islam bekerja untuk menegakkan masyarakat Islam dan mengembalikan cara hidup Islam.

[3].Umat Islam juga wajib bekerja supaya manusia tunduk dan mengabdikan diri kepada Allah di dalam soal keyakinan, akhlaq dan sistem hidup keseluruhannya berdasarkan dalil dari Al-Qur’an yang menyebut :

”Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) mereka belum lagi beriman hinggalah mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusannya yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.

Perkongsian maklumat berguna adalah kebaikan blog yang paling kentara. pengguna boleh membaca apa sahaja maklumat, kemudain boleh berinteraksi dengan orang di sebalik video.Kebaikan blog selain untuk memberi maklumat adalah:

* Sebagai tempat perbincangan di ruang komen atau chat cbox dari pelbagai lokasi di seluruh

dunia.


* Melatih kemahiran menulis walau dalam pelbagai bahasa.
* melatih kemahiran seni reka digital, terutama design blog, kod CSS atau 'blog skin"
* tempat menyampaikan idea , gagasan atau tugasan , jika anda seorang pensyarah atau guru.

Namun blog mempunyai keburukan tersendiri. Baik atau pun buruk sesebuagh blog sebenarnya bergantung pada orang yang mengendalikan blog tersebut.

Jika baik maka baiklah blog itu, banyak manfaatnya .jik aburuk orangnya,maka banyaklah kemudaratannya










Followers